Mitos Mencuri Centong Penanak Nasi, Supaya punya anak Laki-laki / Perempuan”
“Mencuri Centong Penanak Nasi, Supaya punya anak Laki-laki”
Terkadang kita..diantaranya saya, sebagai manusia yang hidup di zaman modern seperti sekarang ini....masih mempercayai mitos yang dipercaya oleh orang-orang terdahulu. Contohnya saja...sebelum melahirkan, saya berharap sekali..anak kedua dalam kandungan saya berjenis kelamin laki-laki...walapun dalam setiap doa...saya hanya memohon agar bayi yang saya kandung berjenis kelamin laki-laki atau perempuan...yang penting terlahir sehat...tanpa kurang suatu apapun.
Akan tetapi, saya berpikir..apa salahnya saya juga mengikuti apa yg orang lain lakukan agar memperoleh bayi laki-laki. Diantaranya :
1. Mengambil (istilah mencuri terlalu kriminal buat ibu hamil😀) centong penanak nasi dari pasutri yang memiliki anak laki-laki semua.
2. Bila membuka plastik pembungkus makanan yang di ikat...jangan mensobek atau mengguntingnya. Harus dengan membuka ikatannya dengan sabar.
Dua hal diatas, saya coba ikutin. Untuk no 2...saya ikutin...karena mudah..dan tidak melibatkan atau merepotkan orang lain. Namun, untuk no. 1...saya sempat bingung...dan tidak berani (mencuri gtu loh???, walapun nanti pasca melahirkan barangnya dibalikin). Saya coba cek...saudara yang punya anak laki-laki saja, ada sih...tapi..tetap...tidak berani...).
Akhirnya saya urungkan hal tersebut...takut mendidik anak dalam kandungan. Akhirnya...pada suatu hari..ditempat kerja, saya sedang mencari penggaris...dan saya mencarinya ke laci meja rekan saya Pak Babay...saya menemukan penggaris sekaligus sebuah centong penanak nasi yang masih terbungkus rapi..cendera mata dari pernikahan anak Bapak Kepala Sekolah.
Terlintas dalam pikiran saya apa salahnya saya ambil...mungkin pak babay tidak memerlukannya...soalnya tidak dibawa pulang. Akhirnya saya ambil...masukin tas kerja. Walaupun hati deg-degan...takut nanyain dan ketahuan.
Waktu terus berlalu...sampai usia kandungan saya pun menginjak 7 bulan.
Kemudian saya melakukan check up rutin tiap bulan...tapi hasil USG nya..masih belum kelihatan. Dan pada check up ke delapan bulan...kata dokernya sudah kelihatan...ada “biji salaknya”..artinya bayi dalam kandungan saya di perkirakan laki-laki.
Allhamdulillah...saya dan suami senang dan bersyukur, wlpun masih ada deg-degan hasil USG nya berubah dan berbeda pada waktunya.
Dan pada usia kandungan ke sembilan..dokternya bilang...Insyaallah Laki-laki.
Semoga Allah slalu bersama kita....dan slalu dalam ridho dan lindungannya. Amin...
NB: Mohon maaf buat Pak Babay, insyaallah selepas cuti dan masuk kerja lagi...centongnya saya balikin (jadi malu)
Terkadang kita..diantaranya saya, sebagai manusia yang hidup di zaman modern seperti sekarang ini....masih mempercayai mitos yang dipercaya oleh orang-orang terdahulu. Contohnya saja...sebelum melahirkan, saya berharap sekali..anak kedua dalam kandungan saya berjenis kelamin laki-laki...walapun dalam setiap doa...saya hanya memohon agar bayi yang saya kandung berjenis kelamin laki-laki atau perempuan...yang penting terlahir sehat...tanpa kurang suatu apapun.
Akan tetapi, saya berpikir..apa salahnya saya juga mengikuti apa yg orang lain lakukan agar memperoleh bayi laki-laki. Diantaranya :
1. Mengambil (istilah mencuri terlalu kriminal buat ibu hamil😀) centong penanak nasi dari pasutri yang memiliki anak laki-laki semua.
2. Bila membuka plastik pembungkus makanan yang di ikat...jangan mensobek atau mengguntingnya. Harus dengan membuka ikatannya dengan sabar.
Dua hal diatas, saya coba ikutin. Untuk no 2...saya ikutin...karena mudah..dan tidak melibatkan atau merepotkan orang lain. Namun, untuk no. 1...saya sempat bingung...dan tidak berani (mencuri gtu loh???, walapun nanti pasca melahirkan barangnya dibalikin). Saya coba cek...saudara yang punya anak laki-laki saja, ada sih...tapi..tetap...tidak berani...).
Akhirnya saya urungkan hal tersebut...takut mendidik anak dalam kandungan. Akhirnya...pada suatu hari..ditempat kerja, saya sedang mencari penggaris...dan saya mencarinya ke laci meja rekan saya Pak Babay...saya menemukan penggaris sekaligus sebuah centong penanak nasi yang masih terbungkus rapi..cendera mata dari pernikahan anak Bapak Kepala Sekolah.
Terlintas dalam pikiran saya apa salahnya saya ambil...mungkin pak babay tidak memerlukannya...soalnya tidak dibawa pulang. Akhirnya saya ambil...masukin tas kerja. Walaupun hati deg-degan...takut nanyain dan ketahuan.
Waktu terus berlalu...sampai usia kandungan saya pun menginjak 7 bulan.
Kemudian saya melakukan check up rutin tiap bulan...tapi hasil USG nya..masih belum kelihatan. Dan pada check up ke delapan bulan...kata dokernya sudah kelihatan...ada “biji salaknya”..artinya bayi dalam kandungan saya di perkirakan laki-laki.
Allhamdulillah...saya dan suami senang dan bersyukur, wlpun masih ada deg-degan hasil USG nya berubah dan berbeda pada waktunya.
Dan pada usia kandungan ke sembilan..dokternya bilang...Insyaallah Laki-laki.
Dan....pada tanggal 3 Maret 2017, dengan proses bersalin sangat mudah, pukul 8 masuk klinik..pukul 09.53...Allhamdulillah lahir anak kedua kami berjenis kelamin laki-laki.Puji syukur...akhirnya apa yg kami inginkan terkabul. Dan untuk mitos diatas...masing2 punya kepercayaan sendiri. Jadi...silahkan di ikuti selama tidak bertentangan dg akidah. Tapi intinya kita tidak meminta kepada hal yang ghaib...dg mempercayai kepercayaan Animisme maupun Dinamisme, hanya kepada Allah SWT kita meminta...dan apapun hasilnya...kita harus yakin bahwa apa yang diberikan oleh Allah kepada kita...adalah yg paling terbaik, walapun tidak sesuai dg apa yg kita inginkan.
Semoga Allah slalu bersama kita....dan slalu dalam ridho dan lindungannya. Amin...
NB: Mohon maaf buat Pak Babay, insyaallah selepas cuti dan masuk kerja lagi...centongnya saya balikin (jadi malu)
Komentar
Posting Komentar